Senin, 02 Juni 2014

Penilaian Sekuritas

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
            Sebelum pemilik dana mengenal saham, banyak pemilik dana lebih memilih berinvestasi da;am bentuk investasi berwujud seperti emas, tanah maupun rumah. Akan tetapi muncul alternativ investasi lain yaitu saham. Sampai saat ini investasi saham menjadi pilihan alternativ investasi oleh beberapa investor. Begitu pula di Indonesia yang dimulai pada abad 19. Investasi sahaam diperkenalkan oleh Belanda, dan masih diminati hingga sekarang.

            Untuk memulai investasi, investor akan melihatkinerja perusahaan, kemudian harga saham dari perusahaan yang akan dipilih. Selanjutnya menilai berapa banyak yang akan diperoleh bila dana investor terbatas. Namun dalam melakukan investasi saham seorang investor tidak cukup hanya melihat dari segi harga saham tanpa mengerti resiko dan return. Tetaoi kunci utama untuk sukses dalam investasi dan mengelolanya adalah dengan menilai aset tersebut dan juga sumber aset untuk mendapatkan nilai tersebut (Wabber R Murhadi:2009)

            Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menilai suatu saham dan masih diperdebatkan sampai saat ini adalah bagaimana cara mengestimasi fair value (nilai wajarnya) dan berapa lama waktu yang dibutuhkan agar dapat menyesuaikan dengan nilai wajar tersebut. Dengan kata lain, penilaian saham berguna untuk mencari harga wajar suatu saham. Kemudian harga wajar saham digunakan oleh investor untuk melakukan strategi investasi dalam mengantisipasi resiko atau isu-isu yang akan dihadapi

1.2 Rumusan Masalah
·         Bagaimana konsep nilai dalam Manajmen Keuanagn?
·         Bagaimana menentukan nilai pada surat berharga?

1.3 Tujuan Perumusan Masalah
·         Mengetahui konsep nilai dalam Manajmnen Keuangan.
·         Mengetahui bagaimana cara menentukan nilai pada surat berharga.




BAB II
PEMBAHASAN


2.1                         Konsep Nilai Dalam Manajmen Keuangan

2.1.1 Nilai Likuidasi (Liquidity Value)
-          Sejumlah uang yang dapat direalisasikan jika aktiva atau sekelompok aktiva dijual secara terpisah dari organisasi operasionalnya.

2.1.2 Nilai berkesinambungan (Going Concern Value)
-          Sejumlah uang yang dapat direalisasikan jika perusahaan dijual sebagai suatu bisnis operasi yang berkesinambungan.

2.1.3 Nilai buku dari aktiva (Book Value)
-          Nilai akuntansi dari aktiva dikurangi akumulasi penyusutan. Terdapat dua jenis nilai buku, yaitu:
·         Nilai buku dari perusahaan
      §  Total aktiva perusahaan dikurangi kewajiban dan saham preferen yang tertera dalam neraca.

·         Nilai pasar dari aktiva
      §  Harga pasar dimana aktiva diperdagangkan pada dasar pasar bebas. Bagi perusahaan, nilai pasar terkadang dipandang sebagai nilai tertinggi dibandingkan nilai likuiditas atau nilai berkesinambungan.

2.1.4 Nilai intrinsik sekuritas
-          Harga sekuritas yang seharusnya, jika dihargai secara benar berdasarkan faktor – faktor penunjang penilaian aktiva, pendapatan, prospek masa depan, manajemen, dll atau berdasarkan fakta – fakta yaitu nilai sekarang (Present Value) dari arus kas yang disediakan untuk investor, didiskontokan pada tingkat pengembalian yang ditentukan sesuai dengan jumlah resiko yang menyertainya


2.2  Menentukan Nilai Surat Berharga

2.2.1        Obligasi

                  2.2.1.1 Pengertian Obligasi  
            Obligasi adalah kontrak keuangan. Penerbit obligasi, seperti perusahaan, akan membayar bunga kepada pembeli obigasi secara periodik. Kemudian, pada akhir waktu tertentu, penerbit obligasi membayar pokok obligasi yang biasa disebut nilai par. Sebaliknya, pemegang obligasi memberikan sejumlah uang kepada perusahaan saat ini.           
Obligasi biasanya dijual di pasar obligasi dan memiliki harga pasar yang dapat berubah setiap saat. Obligasi adalah satu sekuritas yang berdasarkan pada IOU dari penerbitnya. Obligasi ini tidak menawarkan hak istimewa kepada pemilik perusahaan. Contohnya, 10 tahun obligasi AT & T memberikan hak untuk menerima pembayaran kupon atau bunga secara periodik dan pokok atau face value pada saat jatuh tempo. Pemegang obligasi tidak memiliki suara dalam pengambilan keputusan di perusahaan.           
Banyak obligasi adalah Fixed-Rate Bond atau sekuritas yang berpendapatan tetap karena perjanjian pembayarannya berbentuk kontraktual dan tetap sepanjang waktu. Bagaimana pun beberapa obligasi membayar dalam bentuk variabel income dan mengacu pada Floating-Rate Bond. Jangka waktu obligasi tidak terlalu lama dan tidak terdapat risiko kebangkrutan, secara umum risiko dari obligasi itu tergolong rendah dengan return yang rendah pula. Biasanya obligasi kurang liquid daripada saham dan umumnya relatif tinggi cashflow secara periodik (untuk membayar bunga kepada pemegang obligasi) (Levy 28).          


            2.2.1.2 Jenis-Jenis Obligasi  
            Sekuritas pasar modal meliputi instrumen-instrumen yang lebih besar dari satu tahun dan isntrumen-instrumen yang tidak memiliki masa jatuh tempo. Secara umum, pasar ini terjadi karena adanya instrumen yang berisi sekumpulan aliran kas yang dijanjikan, atau menawarkan partisipasi untuk mendukung profitabilitas perusahaan di masa yang akan datang. Dalam sekuritas pasar modal ni terdapat dua macam instrumen yaitu fixed income securities dan equity income securities. Fixed income securities terbagi dua kategori besar yaitu:

1. Government Bond           
            Seperti T-Bills, US Treasury Notes dan US Teasury Bond adalah sekuritas pemerintah yang digunakan untuk pendanaan dalam utang pemerintah. Pembayaran kuponnya bersifat semi-annual. Ketika diterbitkan, US Treasury Notes memiliki masa jatuh tempo 2 (dua) sampai 10 (sepuluh) tahun dan US Treasury-Bond memiliki masa jatuh temponya lebih dari 10 (sepuluh) tahun. Jenis-jenis obligasi pemerintah yaitu pertama, Callable Bond yang biasanya dibeli kembali oleh penerbitnya pada harga tertentu di masa yang akan datang. Kedua, Federal Agency Bond. Ketiga, Municipal Bond, yang diterbitkan oleh pemerintah lokal untuk mendanai highways, sistem perairan pendidikan dan capital project lainya. Ada 2 (dua) tipe Multicipal Bond yaitu General Obligation Bond dan Revenue Bond. (Levy 40-41)
2. Corporate Bond   
            Corporate Bond adalah sekuritas yang mencerminkan janji dari perusahaan yang menerbitkan untuk memberikan sejumlah pembayaran berupa pembayaran kupon dan pokok pinjaman kepada pemlik obligasi, selama jangka waktu tertentu. Perusahaan yang menerbitkan obligasi disebut debitur, sedangkan investor yang membeli obligasi disebut kreditur. (Timothy and Joseph 408). Jenis-jenis Corporate Bond adalah:   
- Secured Bonds       
Secured Bonds adalah obligasi yang penerbitannya dijamin oleh sejumlah aset.      
- Mortgage bonds     
Mortgage bonds adalah obligasi yang penerbitannya dijamin oleh aset riil (bukan dalam bentuk finansial).
- Unsecured bonds (Debentures)    
            Unsecured bonds adalah obligasi yang penerbitannya tidak memiliki jaminan. Pembayaran sangat bergantung pada kemampuan dan kemauan dari perusahaan penerbit untuk memberikan bunga yang dijanjikan dan membayar pokok pinjaman sesuai dengan jadwal yang ditetapkan. Jika terjadi gagal bayar, maka pemegang obligasi akan menjadi unsecured creditors. Investor tidak memiliki hak atas harta perusahaan.    
- Convertible bonds  
            Convertible bonds adalah salah satu jenis obligasi yang memiliki kekhususan. Obligasi ini dapat dikonversi ketika terdapat keputusan pemilik obligasi menjadi sejumlah sekuritas lain yang diterbitkan oleh perusahaan yang sama. Biasanya sekuritas lain tersebut adalah common stock.          
- Variable-Rate bonds          
            Obligasi yang memberikan pembayaran kupon yang bervariasi mengikuti frekuensi bunga yang berlaku di pasar atau market rate index. 
- Putable bonds         
            Putable bonds adalah obligasi yang dapat dicairkan sebelum jatuh tempo sesuai dengan keputusan dari pemilik obligasi.         
- Junk bonds 
            Junk bonds biasanya dikenal dengan sebutan high-yield bonds, adalah obligasi yang memiliki peringkat dibawah investment grade. Disebut junk karena obligasi ini lebih berisiko dari obligasi yang berkategori investment grade. 
- International bonds           
            International bonds adalah obligasi yang dijual di negara lain. Obligasi dapat diperdagangkan dalam satuan mata uang negara lain atau obligasi diperdagangkan di negara lain dalam mata uang perusahaan penerbit biasanya disebut Eurobonds.    
- Super Long-Term bonds   
            Obigasi yang memiliki masa jatuh tempo lebih besar atau sama dengan 100 tahun.
(Timothy and Joseph 415-420)
     


2.2.2    Saham Preferen (Preferred Stock)

2.2.2.1              Pengertian Saham Preferen
            Saham preferen adalah saham yang pemiliknya akan memiliki hak lebih dibanding hak pemilik saham biasa. Pemegang saham preferen akan mendapat dividen lebih dulu dan juga memiliki hak suara lebih dibanding pemegang saham biasa seperti hak suara dalam pemilihan direksi sehingga jajaran manajemen akan berusahan sekuat tenaga untuk membayar ketepatan pembayaran dividen preferen agar tidak lengser.
            Saham yang mempunyai karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga obligasi), tetapi juga bisa tidak mendatangkan hasil, seperti yang dikehendaki investor.
            Persamaannya dengan obligasi adalah adanya klaim atas laba dan aktiva sebelumnya, devidennya tetap selama masa berlaku dari saham, dan memiliki hak tebus dan dapat dipertukarkan (convertible) dengan saham biasa.
Saham Preferen memiliki karakteristik sebagai berikut:
§  Memiliki berbagai tingkat, yang dapat diterbitkan dengan karakteristik berbeda
§  Tagihan terhadap aktiva dan pendapatan, memiliki prioritas lebih tinggi dari saham biasa dalam hal pembagian dividen
§  dividen kumulatif, bila belum dibayarkan dari periode sebelumnya maka dapat dibayarkan pada periode berjalan dan lebih dahulu dari saham biasa
§  Konvertibilitas, dapat ditukar menjadi saham biasa, bila kesepakatan antara pemegang saham dan organisasi penerbit terbentuk



 2.2.2.2              Penilaian Saham Preferen

 Rumus: Vps = D / kps
dimana:
Vps      = nilai saham preferen
D         = dividen tahunan
kps       = tingkat pengembalian yang disyaratkan
contoh soal:
berapakah nilai saham preferen jika dividen tahunan yang dibayar sebesar $3,64 dan tingkat
pengembalian yang disyaratkan 7,28%?
Jawab: :
Vps =  D / kps

$3,64 / 7,28%

      = $50

2.2.3        Saham Biasa (common stock)
            Saham Biasa adalah suatu sertifikat atau piagam yang memiliki fungsi sebagai bukti pemilikan suatu perusahaan dengan berbagai aspek-aspek penting bagi perusahaan. Pemilik saham akan mendapatkan hak untuk menerima sebagaian pendapatan tetap / deviden dari perusahaan serta kewajiban menanggung resiko kerugian yang diderita perusahaan. Saham biasa Mewakili klaim kepemilikan pada penghasilan dan aktiva yang dimiliki perusahaan
            Orang yang memiliki saham suatu perusahaan memiliki hak untuk ambil bagian dalam mengelola perusahaan sesuai dengan hak suara yang dimilikinya berdasarkan besar kecil saham yang dipunyai. Semakin banyak prosentase saham yang dimiliki maka semakin besar hak suara yang dimiliki untuk mengontrol operasional perusahaan.
            Pemegang saham biasa memiliki kewajiban yang terbatas. Artinya, jika perusahaan bangkrut, kerugian maksimum yang ditanggung oleh pemegang saham adalah sebesar investasi pada saham tersebut.
Saham Biasa Memiliki karakteristik Utama sebagai berikut:
§  Hak suara pemegang saham, dapat memillih dewan komisaris
§  Hak didahulukan, bila organisasi penerbit menerbitkan saham baru
§  Tanggung jawab terbatas, pada jumlah yang diberikan saja



2.2.4        Menilai Saham Biasa

Pertumbuhan saham biasa
Rumus: g = ROE × r
dimana: g        = tingkat pertumbuhan dari laba masa depan
            ROE    = tingkat pengembalian ekuitas
            r           = persentase laba yang ditahan

Penilaian Saham Biasa – Periode Pemegangan Tunggal
Rumus: Vcs = ((D1/(1+kcs)) + ((P1/(1+kcs))

dimana:
Vcs      = nilai sekarang saham biasa
D1       = dividen yang diterima dalam satu tahun
P1        = harga saham yang diprediksi di akhir tahun
kcs       = tingkat pengembalian yang disyaratkan oleh investor
contoh soal:
berapakah nilai saham biasa jika dividen pada akhir tahun yang diharapkan Rp1.640, dan harga pasar pada akhir tahun yang diproyeksikan Rp22.000 serta tingkat pengembalian yang disyaratkan investor adalah 18%?

Vcs = ((Rp1.640/(1+18%))+((Rp22.000/(1+18%))
= Rp 1390 + Rp 18.644
=  Rp 20.034

Penilaian Saham Biasa – Periode Pemegangan Berganda
Rumus: Vcs = D1/kcs-g
Dimana : D1 = D0 (1+g)

keterangan:
Vcs’     = nilai sekarang saham biasa
D1       = dividen yang diterima pada akhir tahun ini
D0       = dividen yang diterima pada akhir tahun lalu
kcs       = tingkat pengembalian yang disyaratkan oleh investor
g          = tingkat pertumbuhan
contoh soal:
berapakah nilai sekarang dari saham biasa jikadividen yang dibayar pada akhir tahun lalu sebesar $2, tingkat pertumbuhannya 10%, dan tingkat pengembalian yang disyaratkan investor 15%?
D1 = D0 (1+ g)
D1 = $2 (1+10%)
D1 = $2,20

Vcs = D1/kcs-g                                 Vcs = $2,20/0,15-1,10 = $44


2.2.5        Tingkat Pengembalian Yang Diharapkan Pemegang Saham

1.      Tingkat Pengembalian yang diharapkan oleh Pemegang Saham Preferen

Vps = D/Kps  , sehingga

Kps = D/Vps atau kps = D/Po

Dimana P0 adalah harga pasar sekarang saham preferen

Contoh soal:
Berapakah tingkat pengembalian yang diharapkan invesotor jika dividen yang dibayarkan $3,64 dan haraga pasar sekarang saham preferen $50?
Kps = D/Po      
= $3,64 / $50 = 0,0728 atau 7,28%

2.      Tingkat Pengembalian yang Diharapkan oleh Pemegang Saham Biasa

Vcs = D1 / kcs - g sehingga
Kcs = (D1/Vcs) +g , atau kcs = (D1 / Po) +g

Contoh soal:
Berapakah tingkat pengembalian yang diharapkan oleh pemegang saham biasa jika dividen yang
dibayarkan akhir tahun ini sebesar $2,20, harga pasar sekarang saham biasa $44, dan tingkat
pertumbuhan 10%?
kcs = (D1 / Po) + g

=($2,20/$44) + 10% = 15%




Journal Summary: Earnings, Book Values, and Dividends in Equity Valuation. By James A. Ohlson

Journal Summary
Earnings, Book Values, and Dividends in Equity Valuation
(Laba, Nilai Buku, dan Dividen pada Penilaian Ekuitas)
By James A. Ohlson, Columbia University

Summarized By : Ripa Fajarina Laming

Jurnal ini mengembangkan dan menganalisa model dari nilai pasar suatu perusahaan yang berkaitan dengan pendapatan kontemporer dan masa depan, nilai buku, dan dividen. Dalam jurnal ini dibahas hubungan penerapan surplus bersih, dan penurunan nilai buku dividen saat ini namun tidak mempengaruhi laba-rugi tahun berjalan. Model yang dihasilkan dalam jurnal ini menyediakan patokan berguna ketika seseorang mengkonsepsikan bagaimana nilai pasar berhubungan dengan data akuntansi dan informasi lainnya.
Ohlson mengembangkan dan menganalisis model di mana ia mengkonsepkan hubungan antara nilai pasar perusahaan dan keuntungannya, nilai buku dan dividen saat ini dan masa depan. Dua postulat akuntansi ekuitas menyediakan kerangka kerja untuk model: a) hubungan yang berlaku dari hasil keseluruhan  dan b) bagaimana penurunan dividen saat ini membawa  pengaruh pada keuntungan hari ini. Model tersebut menyajikan sifat unik dan mungkin sangat bergunacdalam konseptualisasi hubungan antara nilai pasar dan data akuntansi dan informasi lainnya. Surplus bersih dapat diartikan sebagai : semua perubahan aktiva/kewajiban yang tidak terkait dengan dividen harus melalui laporan laba-rugi.  teori Akuntansi umumnya mencakup skema ini tanpa menghubungkannya ke perspektif pengguna data akuntansi.
Inti dari fungsi penilaian mengungkapkan nilai sebagai rata-rata tertimbang (i) kapitalisasi laba rugi tahun berjalan (disesuaikan dengan dividen) dan (ii) nilai buku saat ini. ukuran Ekstrim dari hasil model yang baik. (i) atau (ii) sebagai indikator nilai tunggal. Jurnal ini sesuai analisis umum memperoleh kombinasi model “murni” nilai dan model saham yang bernilai “murni”. Kombinasi tersebut untuk kepentingan konseptual karena membawa laba ke dalam penilaian melalui hubungan Surplus bersih.
Pengembangan model menunjukkan relevansi yang abnormal (atau sisa) laba sebagai variabel yang mempengaruhi nilai perusahaan. Ini didefinisikan sebagai ukuran kinerja akuntansi berbasis pendapatan dikurangi biaya untuk penggunaan modal yang diukur dengan awal-dari- nilai buku dikalikan dengan biaya modal. Pendapatan abnormal menanggung selisih antara nilai pasar dan nilai buku. Dimana, mereka menanggung goodwill perusahaan.
Model tersebut mengakui informasi di luar laba, nilai buku, dan dividen. Memotivasi informasi tambahan dengan gagasan bahwa beberapa nilai yang relevan dengan peristiwa dapat mempengaruhi perkiraan penghasilan masa depan dibandingkan dengan pendapatan saat ini, yaitu, pengukuran akuntansi menggabungkan beberapa nilai yang relevan dengan peristiwa hanya setelah penundaan waktu. Fitur ini menarik karena analisis menunjukkan bahwa data sementara akuntansi akan menjadi indikator tidak lengkap nilai, rata-rata tertimbang dari  kapitalisasi laba dan nilai buku dari fungsi penilaian.
Secara umum, jurnal ini memberikan kontribusi terhadap literatur akuntansi sebagai model acuan yang dapat digunakan untuk konsep bagaimana nilai berkaitan dengan tiga variabel akuntansi, laba, nilai buku, dan dividen. Model ini memenuhi beberapa sifat menarik dan memungkinkan untuk realitas tertentu dalam akuntansi: teori secara langsung bersandar pada hubungan Surplus bersih dan fitur penurunan nilai buku dividen tapi laba saat ini tidak terpengaruh.
Tiga asumsi analisis langsung dalam merumuskan model penilaian :
1.       Sebagai standar dalam model neoklasik dari penilaian sekuritas, nilai sekarang dari dividen yang diharapkan (PVED) menentukan nilai pasar. Kerangka probabilistik Mengindikasikan sebuah keadaan “anggapan obyektif”. Untuk menjaga hal-hal sederhana, netralitas risiko berlaku sehingga factor diskon sama dengan tingkat bebas risiko.
2.      Kepemilikan tetap dari ekuitas akuntansi menerapkan: hubungan penerapan Surplus bersih, dan dividen mengurangi nilai buku saat ini tetapi tidak mempengaruhi laba rugi tahun berjalan.
3.      Kerangka model linier dari time-series/deret waktu perilaku abnormal dari pendapatan. Sebagaimana yang telah ditulis, variabel ini didefinisikan sebagai laba rugi tahun berjalan dikurangi nilai waktu dari nilai buku awal periode yang bebas resiko, yaitu, pendapatan dikurangi biaya untuk penggunaan modal.
PVED dan hubungan Surplus bersih menyiratkan bahwa nilai pasar sama dengan nilai buku ditambah dengan nilai kini dari masa depan diharapkan pendapatan abnormal (Peasnell 1981), analisis penilaian dapat fokus pada prediksi pendapatan abnormal daripada dividen. Jurnal ini memanfaatkan dua ide sederhana : Pertama, seseorang dapat menerapkan hubungan surplus bersih untuk menggeser analisis nilai dari PVED dengan nilai buku ditambah dengan nilai saat ini dari pendapatan abnormal yang diharapkan. Kedua, asumsi bahwa pendapatan abnormal memuaskan (modified) memastikan kesederhanaan analitis. Kedua ide ini bergabung untuk menghasilkan evaluasi bentuk eksklusif dari nilai saat ini. Tanpa melanggar teori PVED, diperoleh gambaran eksplisit dan nilai dasar yang berhubungan dengan data akuntansi.
 Jurnal ini menyoroti peran penting dari data akuntansi ketika seseorang mencoba untuk untuk mengatasi sebuah paradoks dalam penilaian sekuritas neoklasik : nilai sekarang dividen yang diharapkan menentukan nilai perusahaan, namun prediksi urutan dividen pada dasarnya tidak relevan jika kebijakan dividenyang mendasari tidak relevan. Dengan memprediksi urutan variabel yang tidak tergantung pada kebijakan dividen, yaitu : laba abnormal masa depan. Pengamatan ini mengarah pada kesimpulan berikut : teori yang dikembangkan intinya adalah bagaimana data akuntansi tergantung pada dividen sebagai lawan dari bagaimana dividen tergantung pada data akuntansi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar